Posted by : ☆AkairoツHikari☆
Minggu, 05 Januari 2020
Serat Wedhatama adalah karya sastra Bahasa Jawa yang di tulis oleh KGPAA Mangkunegara IV, pada abad 19 .
KGPAA Mangkunegara IV itu sendiri tercatat di ” Le Dictionnarie De Philisophie ” sebagai Filsofof Dunia.
Sastra ini di tulis dalam bentuk Tembang Macapat yang terbagi menjadi 5 lagu, yaitu
Pangkur, Sinom, Pucung, Gambuh dan Kinanthi. Sabtu 7/7/18
Serat Wedhatama berasal dari bahasa Sanshekerta, artinya “Kitab Pengetahuan Yang Utama “.
Serat ini Pitutur untuk para Keturunan Beliau, menjadi manusia yang memiliki Budi Pekerti dan Berjiwa Satria.
Sekarang serat ini untuk semua yang mau belajar. Pitutur tersebut tertulis pada 5 lagu / tembang. di bawah ini macam-macam tembang yang di kenal hingga saat ini.
1. Pangkur
Menerangkan manusia harus belajar sopan santun / etika dalam bersosialisasi, tidak hanya kepada orang tua saja, tetapi, kepada semua orang. Tidak melihat dari Suku, Agama, Status, apapun Semua harus di hormati, ilmu Luhur yang sudah dimiliki Leluhur Jawa.
2. Sinom
Pada lagu ini pitutur tentang Jiwa Satria sebagai Pemimpin yang teladan , dapat mengayomi, menjaga, semua rakyatnya
3. Pucung
Isi tembang ini tentang kebijaksanaan, untuk nenjadi Bijaksana harus banyak Bersabar dan tulus , serta banyak tirakat agar bisa lebih mengerti.
4. Gambuh
Tembang ini menekankan untuk bisa berusaha sendiri, jangan bisa karena dukungan keluarga yang membantu, mengajarkan kemandirian.
5. Kinanthi
Belajar Ilmu harus bisa memilah , mana ilmu yang benar benar di ingini / diminati, serta paham tentang ilmu yang di pelajarinya, kelak ilmu itu akan berguna untuk diri dan orang lain.
“Saya sampai saat ini sering mendengarkan tembang ini, dan membaca wedarannya, Rahayu …Nuwun” tutur Rr. Merry Tri Radmani.
KGPAA Mangkunegara IV itu sendiri tercatat di ” Le Dictionnarie De Philisophie ” sebagai Filsofof Dunia.
Sastra ini di tulis dalam bentuk Tembang Macapat yang terbagi menjadi 5 lagu, yaitu
Pangkur, Sinom, Pucung, Gambuh dan Kinanthi. Sabtu 7/7/18
Serat Wedhatama berasal dari bahasa Sanshekerta, artinya “Kitab Pengetahuan Yang Utama “.
Serat ini Pitutur untuk para Keturunan Beliau, menjadi manusia yang memiliki Budi Pekerti dan Berjiwa Satria.
Sekarang serat ini untuk semua yang mau belajar. Pitutur tersebut tertulis pada 5 lagu / tembang. di bawah ini macam-macam tembang yang di kenal hingga saat ini.
1. Pangkur
Menerangkan manusia harus belajar sopan santun / etika dalam bersosialisasi, tidak hanya kepada orang tua saja, tetapi, kepada semua orang. Tidak melihat dari Suku, Agama, Status, apapun Semua harus di hormati, ilmu Luhur yang sudah dimiliki Leluhur Jawa.
2. Sinom
Pada lagu ini pitutur tentang Jiwa Satria sebagai Pemimpin yang teladan , dapat mengayomi, menjaga, semua rakyatnya
3. Pucung
Isi tembang ini tentang kebijaksanaan, untuk nenjadi Bijaksana harus banyak Bersabar dan tulus , serta banyak tirakat agar bisa lebih mengerti.
4. Gambuh
Tembang ini menekankan untuk bisa berusaha sendiri, jangan bisa karena dukungan keluarga yang membantu, mengajarkan kemandirian.
5. Kinanthi
Belajar Ilmu harus bisa memilah , mana ilmu yang benar benar di ingini / diminati, serta paham tentang ilmu yang di pelajarinya, kelak ilmu itu akan berguna untuk diri dan orang lain.
“Saya sampai saat ini sering mendengarkan tembang ini, dan membaca wedarannya, Rahayu …Nuwun” tutur Rr. Merry Tri Radmani.